Abstract
Pada
proses pembelajaran bahasa diajarkan melalui empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan tersebut meliputi pembelajaran menyimak (listening), pembelajaran
berbicara (Speaking), pembelajaran membaca (reading), dan pembelajaran
mengarang ( writing).Di dalam proses pembelajaran guru bertindak sebagai
fasilitator, komunikator dan organisator sumber belajar, Sedangkan siswa dituntut agar selalu aktif dan kreatif
dalam pembelajaran.
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah
mengeluarkan standar pendidikan nasional sebagai penjamin mutu pendidikan di
Indonesia. Penjaminan mutu diknas dimaksudkan dalam rangkan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Untuk
mencapai standar kompetensi pembelajaran tersebut dirumuskanlah kompetensi
dasar; materi pokok; kegiatan pembelajaran; indicator; penilaian yang meliputi:
tehnik, bentuk instrumen, beserta contohnya; alokasi waqkti; serta sumber
belajar yang digunakan.
Selanjutnya,
petunjuk pelaksanaan pembelajaran dipersiapkan oleh guru dan diikuti oleh siswa
bertolak pada kegiatan pembelajaran.Asas pelaksanaannya didasarkan pada
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Kompetensi dasar yang ingin dicapai dijabarkan
dari standar kompetensi yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan alokasi
waktu yang telah ditetapkan.
Setelah
guru berusaha dengan segala kemampuannya untuk mencapai kompetenssi dasar yang
telah ditentukan, dan pada akhir tahun pelajaran siswanya dinyatakan naik kelas
atau lulus, bahagialah hatinya. Kebahagiaan tersebut juga kebahagiaan orangtua
sehingga memberikan ucapan terima kasih yang tulus kepada guru yang telah
membimbing anak-anaknya menyelesaikan jenjang pendidikan.
Kebahagiaan
itu aberubah mendadak menjadi kecewa manakala anaknya yang telah lulus SD belum
bias menyampaikan pidati pada hari ulang tahunnya. Sementara itu, anak yang
telah lulus SMP tidak bias menulis surat undangan dan kakaknya yang lulus SMA
belum bias memandu acara pada hari ulang tahun adiknya itu.
Apa
yang tejadi? Bergema berbagai keluhan akan rendahnya keterampilan berbahasa
Indonesia lulusan SD, SMP, dan SMA. Berbagai upaya telah dilakukan melalui
pertemuan MGMP, KKG, telah menemukan penyebabnya. Akan tetapi keluhan-keluhan
itu tetap bergema. Oleh karena itu perlu kita diskusikan tentang teknik dan
strategi pembelajaran keterampilan berbahasa.
- Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa
Proses
pembelajaran adalah sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Komponen-komponen dalam pembelajaran jika dirangkai dengan cara
yang berbeda, maka akan mencapai hasil yang berbeda dan memiliki fungsi
yang berbeda pula. Komponen pembelajaran secara umum terdiri dari perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Dengan kata
lain, pendekatan merupakan proses pembelajaran yang menitik beratkan pada
penguasaan hasil belajar berdasarkan prinsip-prinsip teoretis tujuan
pembelajaran dengan menggunakan teknik dan strategi yang efektif. Halsenada
sesuai pendapat Anthony dalam Hadley (1963) menjelaskan ada tiga tingkatan
hirarki dari konsep: 1 Approach, sebagai serangkaian
prinsip-prinsip teoritis, 2. Method, yang merupakan perencana
prosedur penyajian dalam peembelajaran bahasa, dan 3. Technique, yang
meliputi strategi-strategi untuk mengimplementasikan rencana metodologi. Ada
beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa sebagai berikut:
- 1. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan
komunikatif merupakan pembelajaran bahasa yang memberikan kemampuan keterampilan
berbahasa yang ditunjang oleh pengetahuan bahasa itu sendiri. Pendekatan
komunikatif lebih mementingkan penggunaan bahasa dari pada kepemilikan
pengetahuan mengenai bahasa. Artinya, penguasaan bahasa pada siswa bukan saja
karena diberi kesempatan untuk mempelajari keterampilan berbahasa, tetapi
diberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan tersebut. Dengan melibatkan
para pelajar berinteraksi dalam kegiatan berbahas, mereka dapat memahami apa
yang dibaca dan didengarnya dan akhirnya dapat mengungkapkan bikiran dalam
bahasanya.
Karakteristik
pendekatan komunikatif sebagai berikut:
- Belajar bahasa berarti berkomunikasi dan makna merupakan hal yang penting. Komunikasi yang efektif serta ucapan yang dapat dipahami sangat diutamakan.
- Percakapan atau dialog harus berpusat pada fungsi-fungsi komunikatif dan latihan-latihan diadakan secara sederhana untuk penunjang pencapaian tujuan.
- Segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak dini; setiap sarana yang dapat membantu para pembelajar dapat diterima dengan baik sesuai dengan usia dan minat; penggunaan bahasa bersifat kontekstualisasi dan bahasa asli dapat diterima kalau memang perlu dan layak.
- Para siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan secara lisan maupun tulisan dan itu akan menimbulkan motivasi instrinsik serta minat terhadap apa yang dikomunikasikan.
- Membaca dan menulis dapat dimulai sejak dini, dari hari pertama kalau diinginkan.
- Sosio linguistik dapat dipelajari dengan baik melalui proses komunikasi dan variasi linguistik merupakan suatu konsep inti dalam materi dan metodologi.
- Bahasa diciptakan oleh individu seringkali melalui proses coba-coba dan salah atau “trial and error”.
- Pengurutan ditentukan oleh pertimbangan mengenai isi, fungsi atau makna yang menimbulkan minat.
- Guru menolong para siswa sedemikian rupa sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan bahasa itu.
- Guru tidak mengetahui secara tepat bahasa apa yang akan dipakai para siswa.
Buku
pelajaran bahasa Indonesia yang menunjang pembinaan keterampilan berbahasa
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Menekankan pada fungsi komunikatif
- Mencoba merangsang agar merasa membutuhkan dan tertarik.
- Menekankan keterampilan dalam menggunakan bentuk bahasa sehingga harus dirasakan pada aktifitas siswa.
- Biasanya mempunyai keseimbangan yang baik di antara 4 keterampilan berbahasa
- Menekankan pada spesifikasi dalam mengarahkan definisi
- Berisi metode percakapan sehari-hari
- Menganjurkan siswa bekerja dalam kelompok dan berpasangan serta mampu membuat organisasi
- Menekankan pada kelancaran disamping ketelitian.
- 2. Pendekatan Keterampilan Proses
Mengajar
pada hakekatnya merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru dalam
memberikan dorongan kepada siswa belajar. pendekatan keterampilan proses adalah
kegiatan belajar mengajar dengan penekanan pengembangan keterampilan
peserta didik dalam memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang
baru dan bermanfaat baik berupa fakta, konsep, sikap dan nilai.
Kemampuan
yang dikembangkan dalam keterampilan proses yang antara lain:
- Pengamatan, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera
- Menggolongkan (mengklasifikasikan), yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, konsep sebagai dasar penggolongan
- Menafsirkan (menginterpretasikan), yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, penghitungan, penelitian atau eksperimen.
- Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan, pola tertentu, hubungan antar data, atau informasi. Misalnya, berdasarkan pengalaman tentang keadaan cuaca sebelumnya, siswa dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi.
- Menerapkan (aplikasi) yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori dan keterampilan. Melalui penerapan hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan atau dihayati
- Merencanakan penelitian, yaitu keterampilan yang amat penting karena menentukan berhasil tidaknya melakukan penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang terbina.
- Mengkomunikasikan, yaitu keterampilan menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.
- 3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ialah dengan penyajian bahan pelajaran terutama
yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dan mengikutsertakan siswa secara
aktif baik perorangan maupun kelompok. CBSA untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan kemampuan pribadi dalam hal-hal sebagai berikut:
1)
Mempelajari materi/konsep dengan sungguh-sungguh.
2)
Mempelajari, mengalami dan melakukan sendiri cara memperoleh suatu pengetahuan.
3)
Merasakan sendiri kegunaan, bakat terbuka, mengembangkan rasa ingin tahu,
jujur, tekun, disiplin, kreatif terhadap tugas yang diberikan.
4)
Belajar dalam kelompok, menemukan sifat dan kemampuan diri sendiri serta teman
sekelompoknya.
5)
Memikirkan, mencoba sendiri dan mengembangkan konsep sesuatu nilai tertentu.
6)
Menemukan dan mempelajari kejadian/gejala yang dapat mengembangkan gagasan
baru.
7)
Menunjukkan kemampuan mengkomunikasikan cara berfikir yang menghasilkan
penemuan baru dan penghayatan nilai-nilai baiki secara lisan maupun tertulis,
melalui gambaran maupun penampilan sendiri.
Apabila
diperhatikan ketaiga bentuk pendekatan: Pendekatan komunikatif digunakan dengan
penekanan kepada kebermaknaan dan fungsi bahasa. Pendekatan keterampilan proses
lebih menekankan pada kegiatan proses yang dilalui siswa dalam belajar,
misalnya mengamati, mengklasifikasi, menafsirkan, menerapkan dan sebagainya.
Kemudian CBSA lebih menitik beratkan pada cara belajar siswa yang menuntut
siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajaran baik secara perorangan, maupun
sebagai anggota kelompok.
- Kegiatan dan Teknik Pembelajaran Keterampilan berbahasa
Pada
proses pembelajaran bahasa diajarkan melalui empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan tersebut meliputi pembelajaran menyimak (listening), pembelajaran
berbicara (Speaking), pembelajaran membaca (reading), dan pembelajaran
mengarang ( writing). Kegiatan pembelajaran keterampilan berbahasa dapat
dilakukan sebagai berikut:
- 1. Keterampilan membaca
Setelah
membaca suatu wacana tulis, siswa harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut: (1) mencari kata, frasa, klausa yang dirujuk dala suatu bacaan
berdasarkan kata rujukan yang diberikan, (2) ebagai siswa merumuskan pertanyaan
tentang isi bacaan dan yang lainnya berusaha menjawabf (3) memilih diagram / tabel
ang sesuai dengan isi bacaan, (4) melakukan serangkaian printah tertulis, (5)
menebak arti kata dan menerka arti bacaan, (6) menemukan kata-kata kunci dan
gagasan pokok, (7) meringkas isi bacaan, (8) melengkapi bacaan dengan kata yang
disediakan, (9) menentukan jenis paragraf, (10) membuat bagan alur isi bacaan
dan sebagainya.
- Keterampilan menyimak
Sambil
menyimak perintah atau wacana lisan, siswa melakukan kegiatan-kegiatan: (1)
melakukan perintah (petunjuk) yang diberikan secara lisan, (2) memberikan jawaban
atas pertanyaan lisan dalam perakapan, (3) melihat gambar yang sesuai dengan
wacana lisan, (4) melengkapi tabel / diagram yang sesuai, (5) mengungkapkan
pokok pikiran khusus yang sesuai dengan isi wacana, (6) mengurutkan gambar
berdasarkan ungkapan lisan, (7) mengisi formulir, bagan atau tabel sesuai
dengan informasi yang didengar.
- 3. Keterampilan berbicara
Kegiatan
pembelajaran berbicara meliputi: (1) saling memperkenalkan diri, (2) bermain
peran dalam menerangkan sesuatu, memerankan wawancara, mengajukan permintaan
mengungkapkan rasa simpati, dan mengundang serta memberikan jawabannya, (3)
tanya jawab tentang keadaan serhari-hari (4) menceritakan kembali isi iklan
yang telah dibaca, (5) bercakap-cakap berpasangan, (6) memberi komentar dan saran
tentang sesuatu, (7) berpidato dan menceritakan pengalaman pribadi, (8) bermain
simulasi dalam menawarkan bantuan, (9) berargumentasi tentang suatu topik yang
telah ditentukan, dan kegiatan sejenis lainnya.
- Keterampilan Menulis
Kegiatan
menulis dapat dimulai dengan menyalin bacaan dan menyususn kalimat-kalimat
sehingga merupakan ceretera. Kegiatan dapat dilakukan dengan: 1) Melengkapi
ceritera sederhana, 2) Memberikan jawaban tertulis atas suatu pertanyaan, 3)
Menulis paragraf dan narasi sederhana, 4) Menulis suatu rencana perjalanan, 5)
Menulis memo, 6) menulis narasi suatu percakapan, dan menulis jenis-jenis
surat, dan kegiatan-kegiatan lain.
Teknik
pembelajaran keterampilan berbahasa dapat dilakukan: pembelajaran dengan teknik
secara terpisah, dengan penggabungan, dan secara terpadu.
- 1. Teknik pembelajaran terpisah
Pembelajaran
keterampilan menyimak dimulai dengan membedakan bunyi dengan pasangan kata.
Kemudian dilanjutkan dengan pemahaman permulaan, pada bagian ini disiwa
diberikan perintah secara lisan untuk dilakukan namun bukan menjawab
pertanyaan. Pemahaman selanjutnya siswa diperintahkan untuk menjawab pertanyaan
guru. Langkah terakhir siswa diberikan dialog atau diajak dalam situasi wacana
lisan dari berbagai media termasuk media elektronik. Dari teknik ini siswa
diharapkan mampu menangkap wacana lisan dan dapat melaporkan isi wacana yang
didialogkan.
Pembelajaran
keterampilan membaca dimaksudkan untuk memahami dam memperoleh informasi dari
wacana tulisan. Ahli lain (Morrow) mengembangkan tujuan ini adalan untuk tujuan
kognitif, referensial, maupun afektif dalam mendapatkan kenikmatan membaca. Pembelajaran
keterampilan membaca dimulai dengan pengenalan tema yang sedang disajikan, dan
siswa diharapkan mampu membaca secara sepintas. Selanjutnya guru dan siswa
secara bersama-sama mendiskusikan pola kalimat dan kosakata yang sulit,
kemudian dilakukan Tanya jawab secara lisan, sehingga siswa mendapatkan
gambaran umum tentang isi wacana yang sedang dibahas. Langkah selanjutnya siswa
diberikan pertanyaan-pertanyaan, dalam menjawab pertanyaan siswa membaca wacana
secara rinci. Pertanyaan yang dianggap mudah dilakukan secara individual,
sedangkan pertanyaan yang dianggap sulit harus diselesaikan secara kelompok.
Setelah selesai menjawab pertanyaan secara tertulis, maka jawaban dicocokkan
dengan mendiskusikan isi wacana. Terakhir kegiatan pembelajaran ditutup dengan
membacakan wacana secara lisan. Untuk memperkuat materi pembelajaran dapat
diberikan pekerjaan rumah dengan wacana yang berbeda pada tema yang sama.
Pembelajaran
keterampilan berbicara dimaksudkan agar siswa mampu menyampaikan informasi
secara sosial dan dapat diterima oleh oleh penutur dan pendengar. Kegiatan
komunikasi lisan dilakukan secara alami yang sesungguhnya, artinya komuikasi
yang dilakukan telah mengandung kesenjangan informasi. Kegiatan pembelajaran
berbicara dimulai dengan menghafal dialog dan ceritera singkat. Selanjutnya
kegiatan menceriterakan gambar-gambar, pada pada akhirnya kegiatan bermain
peran, simulasi, diskusi sesuai dengan tema pada pokok bahasan materi
pembelajaran.
Pembelajaran
keterampilan berbahasa yang keempat adalah pembelajaran keterampilan menulis
atau mengarang. Maksud dari pembelajaran ini adalah untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan dalam bahasa. Kegiatan mengarang dilakukan secara terpimpin dan
mengarang bebas. Pembelajaran mengarang secara terpimpin kegiatan belajarnya
banyak ditentukan oleh guru, sedangkan mengarang secara bebas kegiatan belajarnya
banyak ditentukan oleh siswa baik isi maupun gaya penulisannya.
Kegiatan
pembelajaran menulis dimulai dengan menyalin suatu bacaan dan mengarang dengan
bantuan gambar. Kegiatan pendalaman selanjutnya dapat dilakukan dengan kegiatan
merangkum atau menerangkan isi bacaan dalam sebuah laporan tertulis. Kegiatan
terakhir pada pembelajaran keterampilan menulis adalah mengarang bebas dengan
ketentuan menggunakan kosa kata dengan pola kalimat (kaidah berbahasa) yang
benar. Ahli lain (Chastain) menegaskan bahwa mengarang bebas yang dimaksudkan
adalah telah ditentukan judul karangannya.
- 2. Teknik pembelajaran penggabungan
Teknik
pembelajaran penggabungan yang dimaksudkan adalah penggabungan beberapa
keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran, misalnya keterampilan
menyimak dengan mengarang, keterampilan membaca dengan berbicara. Teknik
pembelajaran ini dilakukan dengan cara memberikan wacana lisan atau menggunakan
alat elektronik. Selanjutnya siswa diminta membuat karangan tentang apa yang
telah didengarkan. Kegiatan ini perlu memperhatikan tingkat kesukaran kosakata
dan struktur bahasa. Terakhir siswa membacakan di depan kelas dan guru
memberikan komentar dan koreksi terhadap karangan yang dibacakan.
Teknik
penggabungan keterampilan membaca-berbicara pada proses pembelajaran bahasa
dilakukan dengan cara: siswa diberikan naskah untuk dibaca dalam hati, kemudian
merika diminta menceriterakan secara lisan isi wacana tersebut. Kemudian
kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mendiskusikan isi wacana. Pembelajaran
penggabungan keterampilan berbahasa dapat juga dilakukan lebih dari dua
keterampilan berbahasa melainkan empat sekaligus yang dikenal dengan
pembelajaran bahasa secara terpadu.
- 3. Teknik pembelajaran terpadu
Pada
pembelajaran dengan pendekatan komunikatif, proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberikan wacana tulisan, dan dibacakan di depan anggotanya yang mendapat tugas
menulis kembali isi wacana tersebut. Hasil karangan ditukar dengan kelompok
lain untuk dipelajari. Hasil karangan tersebut dibacakan di depan siswa.
Selanjutnya kegiatan pembelajaran diakhiri dengan diskusi tentang wacana
tersebut. Teknik pembelajaran ini dikenal sebagai teknik pembelajaran
keterampilan terpadu. Pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah
strategi pembelajaran bahasa yang dilaksanakan guru dalam mengemban tugas untuk
pembelajaran siswa yang didasarkan pada pendekatan komunikatif.
Pengembangan
keempat keterampilan berbahasa dilakukan melalui tema yang dipilih dalam proses
pembelajaran secara terpadu. Maksudnya setiap kali pertemuan dalam pembelajaran
mencakup keempat keterampilan bahasa tersebut, sedangkan unsur-unsur
tatabahasa, lafal, kosakata, ejaan diajarkan untuk menunjang penguasaan
keterampilan berbahasa di samping untuk kepentingan bahasa.
- Penilaian dalam pembelajaran bahasa
Bagian
akhir dari program satuan pembelajaran adalah penilaian hasil belajar.
Ada
empat aspek berbahasa yang perlu dinilai, yaitu mendengar, berbicara, membaca
dan menulis.
Ada
beberapa pedoman untuk menyusun tes bahasa. Salah satu di antaranya dikemukakan
oleh Weir bahwa metode tes sebagai berikut:
- Tes membaca pemahaman, dengan bentuk 1) pilihan ganda, 2) jawaban singkat, 3) grup klos, dan 4) transfer informasi (menceriterakan kembali).
- Tes menyimak meliputi 1) tes keterampilan menyimak ekstensif dengan bentuk: a) pilihan ganda b) Jawaban singkat; 2) tes keterampilan menyimak intensif, berupa dekte.
- Tes menulis meliputi 1) metode tidak langsung untuk kemampuan linguistik, dan 2) tes menulis langsung.
- d. Tes berbicara dengan bentuk 1) esai verbal; 2) presentasi lisan; 3) wawancara bebas; 4)wawancara terkontrol; 5) transfer informasi, deskripsi urutan gambar; dan 6) bermain peran.
- Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Guru
bahasa Indonesia dalam pembelajaran berfungsi sebagai berikut.
- Fasilitator, yaitu yang memberi kemudahan-kemudahan bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
- Komunikator, yaitu sewaktu-waktu menjadi partisipan bebas dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan siswa.
- Organisator sumber belajar, yaitu mengorganisasikan materi dan strategi sesuai dengan tujuan pengajaran yang dirumuskan.
- Penasihat dan pembimbing kegiatan belajar.
- Manajer/pengelola kegiatan pembelajaran.
- Menganalisis kebutuhan dan hasil belajar siswa, yaitu meneliti kebutuhan siswa dalam belajar yang harus disediakan guru serta menganalisis hasil tes yang dibuat siswa.
Nana
Sudjana membagi tiga kategori kompetensi, yaitu seperti yang diuraikan di bawah
ini.
- a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai cara belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan mengenai administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakat, serta pengetahuan lainnya.
- b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, misalnya sikap menghargai pekerjaanya, mencintai dan memiliki rasa senang terhadap sesama teman seprofesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaanya.
- c. Kompetensi Prilaku (performance), artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan mengajar, membimbing, menilai menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul, berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas dan lain-lainnya.
6.
Siswa Sebagai Pembelajar
Siswa
sebagai subyek dalam proses berlar mengajar dituntut agar selalu aktif dan
kreatif dalam pembelajaran. Ellis mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa yang
baik akan :
- Mampu memberikan respon terhadap dinamika kelompok pembelajar untuk mengatasi rintangan;
- Mencari kesempatan untuk menggunakan bahasa sasaran;
- Menggunakan kesempatan secara maksimal untuk menyimak dan merespon ujaran yang dialamatkan kepadanya;
- Melengkapi pembicaraan dengan telaah teoritis khususnya dalam hal bentuk bahasa;
- Lebih dewasa dalam pengembangan ketatabahasaan;
- Mempunyai keterampilan analitik mengenai ciri-ciri linguistik dan dapat memantau kesalahan;
- Mempunyai alasan yang kuat untuk belajar;
- Sanggup mengadakan percobaan dengan segala resiko;
- Mampu menyesuaikan diri pada kondisi-kondisi pembeljaran yang berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
http://rinastkip.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar