makalah olah raga rekreasi

Makalah Olahraga Rekreasi
BAB I

A. Pendahuluan
           
            Menurut UU RI No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang menjadi ruang lingkup olahraga meliputi tiga kegiatan yaitu olahraga pendidikan; olahraga rekreasi; dan olahraga prestasi. Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian dalam proses pendidikan yang dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intra dan/atau ekstrakurikuler. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kesehatan dan kebugaran, sedangkan olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Dalam kaitan dengan materi yang dimunculkan yaitu fokusnya pada olahraga rekreasi, maka penulis akan menjabarkannya langsung pada olahraga rekreasi itu sendiri.
            Rekreasi menurut David Gray dalam Butler (1976:10) mendefinisikan bahwa, “Recreation is an emotional condition within an individual human being that flows from a feeling of well-being and self-satisfaction”. Menurut pendapat sebagian orang rekreasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari hiburan, atau sekedar untuk melepaskan kelelahan setelah dihadapkan pada berbagai kesibukan dan pekerjaan. Sedangkan olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dengan tujuan akhirnya, menurut Undang-Undang RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional adalah, “memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan; membangun hubungan sosial; dan/atau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional.”








BAB II
B. Pembahasan

       I.            Pengertian Rekreasi Olahraga
Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi.
Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan.
Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate) unemployment”.
Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Pengertian rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif.
Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsure olahraga (gerak) sehingga dapat menyenangkan.

    II.            Prinsip-prinsip Dasar Olahraga Rekreasi
            Olahraga rekreasi sudah merupakan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dalam pelaksanaannya mengacu pada prinsipnya yaitu;
(a) aktivitas dilakukan pada waktu senggang,
(b) aktivitasnya bersifat fisik, mental dan sosial,
(c) mempunyai motivasi dan tujuan,
(d) dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja,
(e) dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan fleksibel,
(f) kegiatannya bermanfaat bagi pelaku dan orang lain.
            Olahraga rekreasi bentuknya bermacam-macam diantaranya, hiking, jelajah kampung, outbound, camping, little farmers, arung jeram, fun offroad,wisata rohani, wisata olahraga, dan masih banyak lagi. Selain itu bentuk-bentuk olahraga tradisional dari suatu daerah pun dapat dijadikan sebagai olahraga rekreasi.

 III.            Kesepakatan prinsip-prinsip Olahrada rekreasi
Prinsip-prinsip rekreasi di bawah ini, sudah merupakan kesepakatan bersama antara beberapa ahli rekreasi yang dapat dipergunakan sebagai pedoman, patokan atau petunjuk bagi para pimpinan organisasi rekreasi dalam menyusun programnya (Meyer, 1964; Butler, 1976; Weiskopf, 1985).

Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
Prinsip 1 :
            Rekreasi yang sehat menjadi kebutuhan dasar dan merupakan esensi kesejahteraan hidup semua umat manusia (semua lapisan, golongan, ras, usia, dan jenis kelamin). Rekreasi dengan isi kegiatannya yang bersifat rekreatif, bermuara pada pencapaian kesejahteraan hidup manusia. Prinsip ini menggaris bawahi semacam keharusan, bahwa kegiatan rekreasi dan pelaksanaannya, harus selaras dengan upaya yang menyehatkan. Ini berarti, kegiatan bersenang-senang yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental, sungguh harus dihindari. Berkaitan dengan karakteristiknya, maka pelaksanaan rekreasi yang sehat, harusdapat menjamin keselamatan individu.
Prinsip 2:
            Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh kepuasan serta memperkaya penggunaan waktu luang. Prinsip ini menggaris bawahi semacam keharusan, yakni rekreasi dan pelaksanaannya, tidak membedakan seseorang dengan lainnya. Karena itu, seperti halnya kesempatan berolahraga, atau mengikuti pendidikan jasmani, setiap orang berhak untuk
memperoleh layanan dan mendapatkan kesempatan yang sama. Tentu saja, asas individualitas yang berkaitan dengan kebutuhan atau kompetensi, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan, sehingga pelakunya dapat mencapai hasil yang memuaskan.




Prinsip 3:
            Rekreasi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang demokratis (bebas memilih, melakukan, mengemukakan pendapat; dan lain sebagainya). Asas demokrasi juga merupakan landasan pelaksanaan rekreasi. Maksudnya, setiap individu, selain memiliki hak dan kesempatan yang sama, juga memiliki keleluasaan untuk memilih apa yang dikehendakinya untuk dilaksanakan sebagai isi kegiatan rekreasinya. Tentu saja, prinsip ini tidak melupakan factor tanggung jawab seseorang dalam hidup bermasyarakat. Dalam kebebasan memilih itu, terkandung keterikatan akan norma dan sistem nilai di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

Prinsip 4:
            Rekreasi yang sifatnya hiburan hendaknya memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang pada aspek-aspek yang kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik. Pelaksanaan rekreasi yang terkait dengan isi kegiatannya dengan sifat-sifatnya yang membangkitkan suasana menyenangkan, selalu patuh pada asas manfaat bagi pengembangan, bukan saja aspek fisik yang menyangkut keterampilan atau efisiensi fungsi organ tubuh, seperti tercermin dalam kebugaran jasmani yang meningkat. Namun juga bertujuan untuk membina sifat-sifat psikologis yang terangkum dalam domain afektif, misalnya sikap positif terhadap gaya hidup aktif, toleransi terhadap orang lain, kesetiakawanan, semangat juang, dan lain-lain. Selain itu, faktor peningkatan pengetahuan dan penalaran juga menjadi kepedulian, dalam kaitannya dengan tujuan untuk mencerdaskan seseorang dalam arti yang lebih luas.

Prinsip 5:
            Rekreasi yang sehat pada hakikatnya, bukan hanya merupakan tanggung jawab perorangan, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat; badan lembaga-lembaga (formal atau non-formal), serta pemerintah pada semua tingkat. Prinsip ini menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam upaya menjamin kelanggengan dan kesinambungan pelaksanaan rekreasi. Maksudnya, rekreasi itu tidak akan subur kemajuannya, bila tidak didukung oleh lingkungan sosial, seperti keluarga, dan lebih luas lagi pada tingkatan berikutnya, yaitu lingkungan masyarakat dan bahkan pemerintah. Hal ini akan tercermin dalam upaya penyediaan insfrastruktur dan kelengkapan pendukung bagi kepentingan umum, misalnya penyediaan tamantaman untuk rekreasi, fasilitas transportasi, dan dukungan bagi keselamatan dan keamanan. Kesemuanya itu, tidak mungkin dipikul oleh orang-perorang, tetapi hanya dapat diwujudkan melalui dukungan pemerintah atau mungkin juga sokongan pihak swasta.

Prinsip 6 :
            Dengan bantuan para dermawan, rekreasi yang sehat dapat berkembang dengan baik dalam masyarakat. Rekreasi memerlukan fasilitas dan bahkan biaya yang bersitat langsung dikeluarkan untuk pelaksanaannya. Di negara maju, para dermawan begitu ringan tangan untuk memberikan bantuan, seperti menyediakan lahan yang selanjutnya digunakan untuk kepentingan rekreasi. Penyediaan fasilitas yang tak terjangkau, sangat mungkin teratasi oleh para dermawan. Karena itu, prinsip keenam ini, menekankan betapa pentingnya penggalian potensi di lingkungan sekitar, berupa dukungan pihak-pihak yang mampu dan berkelebihan kekayaannya.

Prinsip 7 :
            Kesempatan untuk melakukan kegiatah rekreasi hendaknya dapat diperoleh sepanjang tahun (baik program yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah). Asas mantaat yang diperoleh di sepanjang. hayat, merupakan landasan penting yang perlu diperhatikan. Maksudnya, kegiatan rekreasi itu, sebaiknya dapat dilaksanakan di sepanjang hayat seseorang. Untuk Indonesia yang tidak mengenal pergantian musim yang menjadi hambatan, maka pelaksanaan rekreasi di sepanjang tahun, sungguh memungkinkan untuk dilakukan.

Prinsip 8 :
            Apabila kesempatan rekreasi memang disediakan untuk masyarakat, program rekreasi harus memperhatikan faktor faktor sebagai berikut:
a. Kebutuhan, minat serta kompetensi para pesertanya.
b. Jenis masyarakatnya, lokasi, kondisi ekonominya, dan lain-lain.
c. Kerja sama antar badan-badan atau organisasi atau lembaga di dalam masyarakat (pemerintah dan swasta).
d. Penggunaan sumber-sumber yang ada.
e. Kualitas pimpinan rekreasi, khususnya dalam hal menyusun program sesuai dengan jumlah peserta, lokasi, fungsi alat-alat, serta ruangan yang ada.
f. Perencanaan hendaknya berkelanjutan.
g. Rencana pengembangan program rekreasi hendaknya mengutamakan masalah alat, ruang atau tempat serta kegiatan rekreasi dalam masyarakat.
Prinsip 9 :
            Kesempatan berekreasi yang memadai hendaknya dapat diciptakan dalam keluarga, sekolah atau tempat-tempat ibadah. Masyarakat hendaknya ikut membantu mendidik menggunakan waktu luang secara sehat.

Prinsip 10:
            Mutu bagi seorang pemimpin rekreasi, lebih-lebih yang sifatnya sukarela, harus berkualitas tinggi terutama dalam hal intelektualnya, penampilannya, tanggung jawab, dan sebagainya. Selain perlu untuk menjamin tercapainya tujuan, kepemimpinan yang baik, juga menjamin keterlaksanaan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Prinsip 11:
            Uluran tangan dari pemerintah; baik pusat maupun daerah, baik dalam bentuk material maupun moral, sangat diperlukan dalam usaha mengembangkan program rekreasi dalam masyarakat sesuai dengan perkembangan minat dan kebutuhan masyarakat. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah, betapa penting peranan pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat agar dapat menikmati kegiatan yang bersifat rekreatif. Dalih rekreasi merupakan hak semua orang, hak individu, dan bagian dari  kebebasan untuk memilih, maka seolah-olah, seseorang memiliki otonomi yang mutlak dalam menentukan pilihannya, apa jenis kegiatan yang akan dilakukannya untuk dinyatakan sebagai kegiatan rekreasi. Rekreasi haruslah merupakan kegiatan yang sehat dan di dalamnya terkandung tanggung jawab sosial dan bahkan moral. Prinsip ini merupakan fondasi utama, sebab kegiatan bersenangsenang dapat terjerumus ke dalam tindakan yang tidak direstui oleh masyarakat, atau bahkan bertentangan dengan nilai moral.







BAB III
C. Kesimpulan
            Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi mampu mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya serta memiliki prospek yang cerah untuk mengembangkannya, sehingga melalui olahraga rekreasi dapat terbuka lapangan pekerjaan sekaligus peluang bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Salah satu caranya adalah melalui pengelolaan yang matang, mulai dari konsep sampai kepada pengelolaan dan pelaksanaan di lapangan.


















DAFTAR PUSTAKA

George. D. Butler. (1976). Introduction to Community Recreation. Fifth edition. McGraw-Hill Book Company.

Hartoto. ((2001). Pendidikan Rekreasi: Prinsip dan Metode. Depdiknas.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga  Republik Indonesia.

…………… (2007). Wisata Dan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi. FPOK-UPI. Jurnal.

Teaching Learning Strategies


KATA PENGANTAR

Belajar merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan karena dengan belajar manusia akan mengetahui kondisi social lingkungan lingkungan sekitar, maupun dirinya sendiri. Banyak peribahasa yang menyarankan kita untuk belajar seperti carilah ilmu sampai negeri cina, belajarlah setinggi langit, bahkan didalam agamapun dianjurkan untuk belajar.

Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang teknik-teknik pembelajaran yang berjudul strategi belajar mengajar semoga apa yang penulis jelaskan dalam makalah ini dapat dimengerti dan dipahami. Peribahasa mengatakan ”Tiada Gading Yang Tak Retak”. Demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran akan diterima dengan tangan terbuka demi perbaikan makal ini serta saya bersyukur anda telah sudi mengkajinya.





























DAFTAR ISI


BAB I Pendahuluan

Pengertian Strategi Pembelajaran…………………………………………………………………………..3

BAB II Pembahasan Metode Pembelajaran

Jenis-jenis metode pembelajaran…………………………………………………4-13

BAB III Penutup

Kesimpulan………………………………………………………………………14-15





























BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai
a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus 4 dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
METODE PEMBELAJARAN

Jenis-jenis metode pembelajaran, yakni
1.      Metode Ceramah
2.       Metode Demonstrasi
3.      Metode Diskusi
4.       Metode Simulasi
5.      Metode Tugas dan Resitasi
6.      Metode Tanya Jawab
7.      Metode Kerja Kelompok
8.      Metode Problem Solving
9.      Metode Sistem Regu (Team Teaching)
10.  Metode Latihan (Drill)
11.  Metode Karyawisata (Field-Trip)

Berikut adalah pembahasannya

A. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan
a.       Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan.
b.      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
c.       Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
d.      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas,
e.       Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.       Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b.      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c.       Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,
d.      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
  

B. Metode Demonstrasi


Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,
di antaranya:
a.       Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari.
b.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c.       Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
a.       Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang.
b.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c.       Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

C. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukan lah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
a.       Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b.      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.       Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.       Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
b.      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c.       Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d.      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
2. Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bemacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
a.      Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
b.      Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok- kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
c.       Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
d.      Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.

D. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang kons ep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
1.  Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
a.       Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b.      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
c.       Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d.      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e.       Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
a.       Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b.      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c.       Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

E. Metode Tugas dan Resitasi
Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.
Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium.
F. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
1.      Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2.      Untuk merangsang siswa berfikir.
3.      Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
G. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a.       Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itusifatnya heterogin dalam belajar.
b.      Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.
c.       Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
d.      Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan koordinasi kerja.
e.       Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain.
f.       Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogin, baik dari segi kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompokkelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik) .
Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.
1.      Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya insidental.
2.      Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukanhanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang dipecahkan.

H. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

I. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team Teaching.
1.      Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team tersebut.
2.      Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bimbingan pada siswa terarah dengan baik.
3.      Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang guru anggota tim.

J. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
1.      Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
2.      Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus, dan lain-lain.
3.      Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta, dan lain-lain.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.
1.      Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
2.      Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
3.      Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
4.      Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
5.      Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.
K. Metode Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ada berbagai macam metode pebelajaran, yakni
1.      Metode Ceramah
Adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.
2.       Metode Demonstrasi
Adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
3.      Metode Diskusi
Adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
4.      Metode Simulasi
Adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.  
5.      Metode Tugas dan Resitasi
Adalah metode dengan pemberian tugas guna merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
6.      Metode Tanya Jawab
Adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
7.      Metode Kerja Kelompok
Adalah metode dengan pembagian-pembagian kelompok dalam kelas.
8.      Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
9.      Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Adalah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
10.  Metode Latihan (Drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
11.  Metode Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.




DAFTAR PUSTAKA

http://ariatmancool.blogspot.com/2012/06/makalah-tentang-metode-pembelajaran.html